(Minggu, 31 Oktober 2021) Himpunan Qari dan Qariah Mahasiswa (HIQMA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kembali menyelenggarakan Training Kader (TRIK) Periode Kedua tahun 2021 dengan mengusung tema “Bersama Al-Qur’an Menjadi Generasi Terdepan”. Kegiatan ini berlangsung secara daring dan luring, tepatnya di Sekretariat HIQMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan via Zoom Meeting. Dengan dihadiri oleh 187 peserta, mereka belajar mengenai ilmu kealqur’anan dan keislaman.
TRIK ke-6 minggu ini dibuka dengan pengenalan sholawat Rottilu kepada para calon anggota (CATA) HIQMA, kemudian dilanjut dengan penyampaian materi oleh Abang M. Fazlurrahman Adinugraha (Koord Departemen Project Officer Masa Bakti Tahun 2019) yang berjudul “Ahkam al-Huruf: Ikhfa’, Tafkhim dan Tarqiq” yang dimoderatori oleh Muhammad Ansorullah (Pengurus Departemen Pengembangan Minat dan Bakat Masa Bakti Tahun 2021).
Pada pertemuan minggu ini, Abang Fazlurrahman Adinugraha atau akrab disapa Abang Nugi menjelaskan materi mengenai Ahkam al-Huruf : Ikhfa’, Tafkhim dan Tarqiq.
Ikhfa’ artinya tertutup atau samar. Dalam Ahkam al-Huruf, Idzhar terbagi dua, yaitu Ikhfa’ Haqiqi dan Ikhfa’ Syafawi. Ikhfa’ Haqiqi adalah hukum bacaan yang apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu dari huruf-huruf ikhfa’ yang berjumlah 15 (ص٬ ذ٬ ث٬ ك٬ ج٬ ش٬ ق٬ س٬ د٬ ط٬ ظ٬ ز٬ ف٬ ت٬ ض), maka cara membacanya adalah dengan memadukan bunyi huruf nun sukun atau tanwin dengan bunyi salah satu dari huruf-huruf ikhfa’ tersebut. Ikhfa’ Haqiqi dibagi lagi menjadi 3 bagian berdasarkan letak makhraj nun sukun atau tanwin dengan letak makhraj huruf-huruf ikhfa’. Yang pertama Ikhfa’ Ab’ad, yaitu apabila letak makhraj nun sukun atau tanwin berjauhan dengan letak makhraj huruf-huruf ikhfa’ (ك٬ ق). Yang kedua Ikhfa’ Ausat, yaitu apabila letak makhraj nun sukun atau tanwin dengan letak makhraj huruf-huruf ikhfa’ tidak terlalu dekat, juga tidak terlalu jauh (ث٬ ج٬ ذ٬ ز٬ س٬ ش٬ ص٬ ض٬ ظ٬ ف). Yang ketiga Ikhfa’ Aqrab, yaitu apabila letak makhraj nun sukun atau tanwin berdekatan dengan letak makhraj huruf-huruf ikhfa’ (ت٬ د٬ ط). Sementara Ikhfa’ Syafawi adalah hukum bacaan yang apabila mim sukun bertemu dengan huruf ba, maka cara membacanya adalah dengan menyamarkan bunyi mim sukun ke dalam huruf ba , kedua bibir dikatupkan dengan ringan, dan disertai dengan dengung.
Tafkhim artinya tebal. Tafkhim terbagi dua, Lam Tafkhim dan Ra’ Tafkhim. Lam Tafkhim adalah membunyikan huruf lam dengan tebal apabila huruf sebelumnya berharakat fathah atau dhammah. Ra’ Tafkhim adalah membunyikan huruf ra’ dengan tebal dalam beberapa keadaan, yaitu : huruf ra’ berharakat fathah/dhammah baik pada saat waqaf atau wasal, huruf ra’ sukun asliyang huruf sebelumnya berharakat fathah/dhammah, huruf ra’ sukun ‘arid yang huruf sebelumnya berharakat fathah/dhammah, huruf ra’ sukun ‘arid yang huruf sebelumnya berharakat fathah/dhammah dan diantara huruf ra’ sukun dengan huruf sebelumnya tersebut terdapat huruf yang disukunkan, huruf ra’ sukun ‘arid yang huruf sebelumnya berharakat fathah/dhammah dan diantara huruf ra’ sukun dengan huruf sebelumnya tersebut terdapat huruf mad yaitu wau atau alif, huruf ra’ didahului oleh huruf yang berharakat kasrah ‘arid/kasrah tambahan, dan terakhir yaitu huruf ra’ sukun asli yang huruf sebelumnya berharakat kasrah asli dan setelah huruf ra’ sukun terdapat huruf isti’la yang berharakat selain harakat kasrah.
Tarqiq artinya tipis. Tarqiq terbagi dua, yaitu Lam Tarqiq dan Ra’ Tarqiq. Lam Tarqiq adalah membunyikan huruf lam dengan tipis apabila huruf sebelumnya berharakat kasrah. Ra’ Tarqiq adalah membunyikan huruf ra’ dengan tipis dalam berbagai keadaan, yaitu : huruf ra’ berharakat kasrah atau tanwin kasrah, huruf ra’ berharakat yang diwaqafkan dan huruf sebelumnya adalah huruf lin (huruf ya bersukun)dan sebelum huruf ya sukun teradapat huruf yang berharakat fathah/kasrah, huruf ra’ sukun yang huruf sebelumnya berharakat kasrah dan setelah huruf ra’ sukun terdapat huruf yang bukan huruf isti’la.
Dan yang tak kalah penting yaitu jawazul wajhain, yaitu keadaan dimana huruf ra’ dapat dibaca tafkhim atau tarqiq, dengan catatan huruf ra’ sukun (baik letak huruf ra’ –nya di tengah kata atau di akhir kata)didahului huruf berharakat kasrah asli dan setelah huruf ra’ sukun adalah huruf isti’la yang berharakat kasrah/tanwin kasrah. Di dalam al-Qur’an sendiri terdapat beberapa kata khusus dimana huruf ra’ bisa dibaca tafkhim atau tarqiq, yaitu : اِذَا يَسْرِ٬ اَنْ أَسْرِ٬ فَأَسْرِ٬ وَنُذُرِ .
Setelah paparan materi berakhir, kegiatan TRIK dilanjutkan dengan penampilan dari divisi Syarhil dan disusul dengan penyampaian informasi dari bagian Tata Tertib (TATIB) TRIK, kemudian ditutup dengan doa.
Alhamdulillah, TRIK keenam yang berlangsung pada minggu ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang telah disampaikan oleh pemateri dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari sebagai bekal untuk menjadi pribadi yang lebih baik.