Oleh : Aa Rifa’i
Qira’ah dan tilawah ditinjau dari sisi kebahasaan maknanya sama, yakni bacaan. Jika ditelusuri lebih mendalam, qira’ah ini berasal dari kata qara’a yang bermakna menghimpun, yakni menghimpun apa saja yang kemudian dapat dibaca. Jika konteksnya kalimat, berarti menghimpun huruf menjadi kata-kata. Adapun tilawah berasal dari kata tala–yatlu yang berarti mengikuti, yakni huruf yang satu mengikuti huruf lainnya sehingga dapat dibaca. Kata tilawah sering disandingkan dengan kata Al-Qur’an, hal itu berarti tidak hanya membaca, tetapi juga mesti diikuti dengan pengamalannya. Penggunaan kata qira’ah bersifat umum, artinya bisa bacaan apa saja seperti koran, buku, majalah, dan sebagainya. Sedangkan kata tilawah, penggunaannya khusus untuk sesuatu yang mulia, yakni Al-Qur’an.
Dalam sudut pandang pemateri, secara umum ada dua tantangan, yaitu saat ini orang lebih banyak memegang HP dibanding Al-Quran sehingga tentunya lebih banyak membaca hal yang ada di HP dibanding Al-Quran. Berdasarkan tantangan tersebut diatas, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain agar tetap bisa terkoneksi dengan Al-Quran, baik mendengar ataupun membaca maka bergabunglah para muqri di media sosial baik Whatsapp, instagram dan lainnya, sehingga aktifitas di HP yang sering muncul ialah lantunan ayat suci Al-Quran. Hendaknya memperbanyak lagu-lagu tilawah di HP, sehingga dapat didengar setiap saat. Hal lainnya bisa dilakukan ialah juga dengan mengikuti kajian-kajian kealquranan, khususnya yang berkaitan tilawah.
Pada sesi diskusi kali ini banyak sekali anggota HIQMA yang bertanya mengenai tema yang diusungkan, salah satu pertanyaan yang dilontarkan adalah: “Bisa tilawah itu Karena terbiasa atau bagaimana? Atau ada trik lain?” Kemudian dijawab oleh Aa Rifai: “Kita harus sering mengulang, ketika berlatih direkam, supaya bisa didengarkan ulang. Temukan satu qari yang menjadi patokan, meskipun dalam pelaksanaannya kita mencampurkan nada dari berbagai qari.”
Kesimpulan yang dapat di ambil dari diskusi pada malam ini adalah bertilawah bukan hanya sekedar melatunkan ayat yang dibaca dengan nada yang indah, tetapi juga memahami makna dari apa yang di lantunkan. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lamu Bish-Shawab.