-Rizka Indah W. – Div. Sholawat
Kemampuan dalam mengekspresikan emosi dalam diri seseorang dapat dikatakan hal yang terpenting. Sebagai respon dalam situasi tertentu, pengendalian emosi merupakan kunci dari reaksi seseorang ketika menghadapi sebuah kondisi yang tidak terduga didalam hidupnya. Maka, emosi dapat dikatakan memiliki manfaat yang penting bagi kehidupan manusia. Salah seorang psikolog, Hotnick mengatakan, “Emotions make our lives exciting, unique, and vibrant” itu artinya, emosi-lah yang membuat hidup seseorang lebih terasa bersemangat.
Tidak jarang, sebagai manusia yang sering menghadapi situasi-situasi tidak terduga, biasanya seseorang kesulitan dalam mengendalikan emosi. Hal ini dapat dipengaruhi oleh karakter dan kebiasaan orang itu dalam menghadapi sebuah masalah. Emosi tidak hanya berhubungan dengan hal negatif, seperti amarah, sedih, malu, merasa hampa dan lain sebagainya. Namun, rasa kebahagiaan yang berlebihan sehingga membuat seseorang itu kesulitan dalam mengatur kesadaran diri juga dapat dikatakan bahwa kelola emosinya tidak berjalan dengan baik.
Dalam penelitiannya, salah satu toko Cendekiawan Quran dari Jepang, Toshihiko Itsuzu menemukan beberapa cara yang dapat diterapkan dalam pengendalian emosi bagi kehidupan sehari-hari, khususnya bagi umat Islam. Toshihiko Itsuzu menemukannya melalui caranya dalam semantik al-Quran. Menurutnya, Semantik Al-Quran adalah cara untuk menyingkap makna dasar, makna relasional dari sebuah ayat dalam Al-Quran. Melalui penelitian historis dari salah satu makna atau term dalam Al-Quran yakni al-Kazim yang bermakana to restrain atau untuk menahan. Kata al-Kazim, memliki makna yang sama dengan kata to prevent, not letting something go, sustain, not continue, or abort. Yakni, mencegah, menahan sesuatu, dan mempertahankan.
Kata al-Kazim ditemukan dalam surah Yusuf ayat ke-84 dan Az-Zukhruf ayat ke-17 yang mana makna diantara kedua ayatnya memiliki hubungan yang berbeda konteks. Menggambarkan situasi, kondisi, emosi yang berbeda meskipun dalam keduanya menggunakan kata yang sama, yakni, al-Kazim. Kata al-Kazim sendiri ditemukan juga dalam beberapa tempat; Al-Qalam 68:48, Yusuf 12:48, An-Nahl 16:58, Az-Zukhruf 43:17, Ali-Imran 3:134, Ghafir 40:18. Menurut Isutzu, makna al-Kazim dihubungkan dengan 4 cara untuk mengelola emosi, yakni salat, zikir, sabar dan diam.
Bagi Isutzu, al-Quran telah memberikan cara bagi manusia untuk mengelola emosinya. Kata al-Kazim adalah layaknya sebuah wadah yang ditutup rapat meskipun air didalamnya penuh. Maka air didalamnya tidak akan tumpah. Penjelasan Isutzu melalui semantiknya dalam makna Al-Kazim mengingatkan manusia untuk menahan sesuatu yang dapat menyesatkan. Salah satunya dalam mengontrol emosi.
Jurnal At-Tibyan: Jurnal Ilmu Alqur’an dan Tafsir Volume 6 No. 2, Desember 2021
Izutsu, Toshihiko. God and Man in the Qur’an. Tokyo: Islamic Book Trust, 2002