Diantara intelektual muslim paling terkemuka di Indonesia adalah Prof. Dr. AG. K.H. Al-Habib Muhammad Quraish Shihab, Lc., M.A. Atau biasa dikenal dengan Quraish Shihab adalah seorang ulama Islam terkemuka dari Indonesia. Quraish Shihab lahir pada tanggal 16 Februari 1944 di Rappang, Sulawesi Selatan. Beliau adalah putra dari Prof. K.H. Abdulrahman Shihab dan Fatmawati Assegaf. Ayahnya, Prof. K.H. Abdulrahman Shihab adalah seorang ulama dan guru besar yang sangat disegani di Indonesia.
Quraish Shihab memulai pendidikan agamanya di Darul Hadits al-Fakihiya, sebuah pesantren di Malang. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir. Beliau memperoleh gelar Lc (Licence) di bidang Tafsir dan Ilmu Al-Qur’an dari Universitas Al-Azhar pada tahun 1967. Melalui latar belakang akademis dan studi Al-Qur’an yang luas, Quraish Shihab telah memainkan peran penting dalam penyebaran ajaran Islam.
Pada tahun 1969, ia memperoleh gelar Master (MA) di bidang yang sama. Kemudian, sekembalinya ke Ujung Pandang, Quraish Shihab dipercayakan untuk menjabat menjadi Rektor bidang Akademis dan Kemahasiswaan pada IAIN Alauddin, Ujung Pandang. Selain itu dia juga diserahi jabatan-jabatan lain, baik di dalam kampus seperti Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Wilayah VII Indonesia Bagian Timur), maupun diluar kampus seperti Pembantu Pimpinan Kepolisisan Indonesia Timur dalam bidang pendidikan mental.
Pada tahun 1980, Quraish Shihab kembali ke Kairo dan melanjutkan pendidikannya dialmamaternya yang lama, Universitas Al-Azhar. Pada 1982, dengan disertasi berjudul “Nazhm Al-Durar li Al-Baiqa’iy, Tahqiq wa Dirasah” dia meraih gelar doktor dalam ilmu-ilmu Al-Quran dengan Yudisium Summa Cum Laude disertai penghargaan tingkat I (Mumtaz ma’a martabat al-syaraf al-‘ula).
Setelah Quraish Shihab kembali ke Indonesia, ia mengabdikan dirinya untuk menempuh pendidikan di berbagai lembaga pendidikan Islam. Pada tahun 1992 hingga 1998, beliau menjabat sebagai Perdana Menteri IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (sekarang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
Ia juga dikenal luas karena ceramahnya di berbagai media massa dan kajian Islamnya. Partisipasinya dalam berbagai seminar dan konferensi internasional juga mengukuhkan posisinya sebagai ulama Islam yang diakui secara global.
Quraish Shihab telah menulis puluhan buku yang menjadi referensi penting bagi kajian Islam di Indonesia. Dalam banyak karyanya, ia mendalami tafsir Al-Quran, hubungan antar agama, dan pemikiran Islam modern. Beberapa karyanya yang terkenal antara lain Tafsir Al-Misbah, Membumikan Al-Quran, dan Islam yang Saya Ikuti.
Quraish Shihab, sebagai seorang ulama moderat, secara konsisten menekankan pentingnya menjaga kesetiaan terhadap ajaran Islam dengan menyeimbangkan teks dan konteks. Beliau mengajarkan bahwa Islam harus dipahami dan diterapkan dengan mempertimbangkan realitas sosial dan perkembangan zaman. Dari sudut pandang ini, ia sering dipandang sebagai orang yang mampu memadukan pandangan Islam tradisional dan modern.
Menurut Quraish Shihab, konsep pendidikan dalam Al-Quran mempunyai tujuan utama membaca, mensucikan dan mengajarkan Al-Quran untuk mencapai ketaqwaan kepada Allah SWT. Hal ini sejalan dengan tujuan penciptaan manusia yang ditegaskan dalam Al-Qur’an, yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT sebagaimana tercantum dalam firman-Nya :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Az-Zariyat [51] : 56)
Quraish Shihab menghadirkan gagasan pendidikan yang memadukan sudut pandang keagamaan dan filsafat, yang dikenal dengan konsep rasional-religius.Ini adalah aliran pemikiran yang menggunakan pendekatan religius dan filosofis untuk menjelaskan konsep-konsep ilmiah.
Quraish Shihab juga menekankan bahwa Al-Qur’an harus menjadi landasan utama pendidikan karena bersifat universal, mencakup aspek dunia dan akhirat, serta dapat menjadi pedoman bagi seluruh umat manusia. Dalam hal ini Quraish Shihab menyebutnya sebagai Pendidikan Al-Qur’an. Sebagaimana dalam QS 17 : 19, yakni Al-Quran mengintroduksikan diri sebagai “pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus”.
وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَىٰ لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَٰئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا
“Siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, dan dia adalah mukmin, mereka itulah orang yang usahanya dibalas dengan baik.” (QS. Al-Isra [17] : 19)
Dapat kita simpulkan bahwa Al-Qur’an merupakan landasan dalam membangun manusia yang menunaikan tugasnya sebagai hamba Allah dan Khalifah-Nya. Manusia adalah makhluk hidup yang tersusun atas unsur material (fisik) dan immaterial (hati dan jiwa). Dimana pembinaan akal menghasilkan pengetahuan. Pembangunan jiwa menghasilkan kesucian dan etika, dan pelatihan jasmani menghasilkan keterampilan.
Oleh karena itu, pandangan rasional keagamaan Quraish Shihab menyatakan bahwa ilmu pengetahuan mengakui keberagaman kebutuhan manusia, yakni kebutuhan manusia baik material sama pentingnya dengan kebutuhan immaterial. Maka, perlu benar-benar mempertimbangkan jenis ilmu pengetahuan yang dapat memenuhi kebutuhan material dan spiritual manusia.
HIQMA UIN Jakarta,
Shifa Isyalini Sukino & Ika Shafarianti
DAFTAR PUSTAKA
Tim Redaksi Lentera Hati. Biografi M. Quraish Shihab. Jakarta: Lentera Hati, 2006. https://www.lenterahati.com/penulis/prof-dr-muhammad-quraish-shihab/
Daimah, Pemikiran Muhammad Quraish Shihab (Religius Rasional) tentang Pendidikan Islam dan Relevansinya terhadap Dunia Modern, Jurnal Madaniah, Vol. 8 No. 2, 2018