Skip to main content

Bulan pertama di dalam tahun Hijriah adalah Bulan Muharam. Pada bulan ini, Allah mengawali setiap tahun sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut:

“Sesungguhnya Allah membuka tahun dengan bulan haram (bulan Muharam) dan mengakhirinya pula dengan bulan haram (bulan Dzulhijjah). Maka tiada bulan dalam satu tahun lebih agung di sisi Allah setelah bulan Ramadhan daripada bulan Muharam.”

Muharam memiliki makna sebagai bulan yang disucikan. Demikian penjelasan dari riwayat hadis berikut :

“….satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan suci. Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharam. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Modhor yang terletak diantara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari No.3.025)

Asal-usul dinamakan bulan haram karena dua makna. Pertama, pada bulan ini diharamkan berbagai peperangan atau pembunuhan. Kedua, diharamkan pula untuk melakukan perbuatan yang haram.

Ini menandakan bahwa bulan Muharam adalah bulan yang mulia. Kemuliaan yang dimiliki oleh bulan ini sejalan dengan sabda Rasulullah berikut :

 
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, yaitu Muharam. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat fardhu ialah Qiyamullail (shalat malam).”

Pada hadis diatas, Rasulullah telah menyebut bulan Muharam sebagai bulan Allah (syahrullah). Sebab Allah SWT. tidak menyandarkan atau menisbatkan sesuatu kepada Dzat-Nya, kecuali itu merupakan Sebagian dari mahluk-Nya yang unggul. Selayaknya Rasulullah dengan gelar shallalahu alaihi wassalam atau Ka’bah yang dikenal sebagai Baitullah (rumah Allah).

Selain itu, ada pula kejadian-kejadian penting yang menjadikan bulan ini mulia. Sebab di bulan ini terdapat hari Asyura, yakni hari kesepuluh di bulan Muharam. Di hari itulah kejadian-kejadian yang menandakan kebesaran Allah terjadi.

Tertulis dalam sebuah hadis Abi Ishaq dari Yazid, bahwa di hari Asyura waktu dimana Nabi Adam diterima taubatnya di sisi Allah SWT. Sebagaimana Allah menerima taubat Nabi Adam, di hari ini pula Allah akan menerima taubat hamba-Nya, sebagaimana sabda Rasulullah berikut:

“Jika kamu ingin berpuasa selain puasa Ramadhan, maka puasalah di bulan Muharam, sesungguhnya di sana terdapat hari di mana Allah menerima taubat kepada suatu kaum dan akan memberikan ampunan bagi kaum yang lain.”

Di hari Asyura pula, Allah memberikan wahyu kepada Nabi Musa dan menyelamatkan Nabi Musa dari kejaran Fir’aun, dengan menenggelamkannya di laut merah.

Maka, sebagai seorang muslim kita perlu memanfaatkan masa di bulan Muharam untuk banyak beribadah dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Berikut adalah ibadah-ibadah sunnah untuk dikerjakan selama bulan Muharam :

1. Puasa di Hari Pertama Bulan Muharam

Berpuasa di hari pertama bulan Muharam merupakan salah satu amalan yang dianjurkan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa Muharam dan salat yang paling utama setelah salat fardhu adalah salat malam” (HR. Muslim). Puasa ini menandai awal bulan dengan ketaatan dan pengabdian kepada Allah SWT.

2. Puasa Tasu’a

Puasa Tasu’a adalah puasa yang dilakukan pada tanggal 9 Muharam. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda:

“Tatkala Rasulullah SAW berpuasa Asyura dan memerintahkan untuk berpuasa, para sahabat berkata, ‘Wahai Rasulullah, ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nasrani.’ Maka, beliau bersabda, ‘Tahun depan insya Allah kita akan berpuasa hari kesembilan.’ Ibnu Abbas berkata, ‘Tahun berikutnya belum datang, namun Rasulullah SAW meninggal terlebih dahulu.'” (HR. Muslim).

Berikut niat puasa Tasu’a:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَاسُوعَاء لِلهِ تَعَالَى

“Aku berniat puasa sunah Tasu‘a esok hari karena Allah Ta’ala.”

3. Puasa Asyura

Puasa Asyura adalah puasa yang dilakukan pada tanggal 10 Muharam. Puasa ini memiliki keutamaan yang sangat besar. Beberapa hadis menjelaskan keutamaan puasa Asyura, di antaranya hadis dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Siapa berpuasa di hari Asyura (10 Muharam), maka Allah SWT memberinya pahala 10.000 malaikat. Dan, siapa yang berpuasa di hari Asyura (10 Muharam), maka ia diberi pahala 10.000 orang berhaji dan berumrah, dan 10.000 pahala orang mati syahid.

Siapa mengusap kepala anak-anak yatim di hari tersebut, maka Allah SWT menaikkan dengan setiap rambut satu derajat. Siapa yang memberi makan kepada orang mukmin yang berbuka puasa di hari Asyura, maka seolah-olah ia memberi makan seluruh umat Rasulullah SAW yang berbuka puasa dan mengenyangkan perut mereka.”

Berikut niat puasa Asyura:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ عَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى


“Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah Ta’ala.”

Bulan Muharam adalah bulan yang penuh dengan keberkahan dan keistimewaan. Dengan memanfaatkan momen ini untuk meningkatkan ibadah, seperti puasa di hari pertama Muharram, puasa Tasu’a, dan puasa Asyura, kita dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mendapatkan berbagai keutamaan yang dijanjikan. Muharam juga mengajarkan kita tentang pentingnya kesabaran, pengorbanan, dan keikhlasan dalam menjalani kehidupan.

Selain ibadah, Muharam juga menjadi waktu yang tepat untuk refleksi diri. Mengingat kembali perjalanan hidup, memperbaiki diri, dan memperkuat komitmen terhadap nilai-nilai Islam. Bulan ini mengajarkan kita tentang pentingnya kesabaran, pengorbanan, dan keteguhan iman dalam menghadapi berbagai ujian kehidupan. Mari kita jadikan bulan Muharam sebagai waktu untuk memperbaiki diri, meningkatkan kualitas ibadah, dan memperkuat hubungan kita dengan Sang Pencipta. Semoga setiap amal ibadah yang kita lakukan diterima oleh Allah SWT dan membawa keberkahan bagi kita semua.

HIQMA UIN JAKARTA,

Shifa Isyalini Sukino & Ika Shafarianti

DAFTAR PUSTAKA

Sunnatulloh, Keistimewaan. 2022. Bulan Muharram dan Ibadah yang Dianjurka., https://bincangsyariah.com/hukum-islam/keistimewaan-bulan-muharram-dan-ibadah-yang-dianjurkan/

Siti Zumrotus Sa’adah. 2015. Menggapai Berkah di Bulan-Bulan Hijriyah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.