Skip to main content
Artikel

Memaknai Sila Pancasila dalam Perspektif Islam

Image result for pancasila

Titik awal lahirnya Pancasila, dimulai saat Jepang berada dalam posisi terdesak dalam Perang Pasifik tahun 1944. Situasi ini kemudian dimanfaatkan oleh rakyat Indonesia dengan mendesak Jepang untuk meraih kemerdekaan Indonesia. Hal ini kemudian mendapat respon dari pemerintah Jepang untuk memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia, dengan mendirikan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga Dokuritsu Junbi Cosakai

Namun sebetulnya, tujuan Jepang mendirikan BPUPKI dan memberikan janji kemerdekaan adalah untuk mendapat simpati dari rakyat Indonesia. Yakni Jepang ingin rakyat Indonesia membantu mereka dalam perang melawan sekutu. Jepang beranggapan jika semakin banyak rakyat Indonesia yang simpati, maka semakin menguatkan dan menguntungkan posisi Jepang. 

Sidang pertama BPUPKI dilaksanakan pada 29 Mei 1945 di Gedung Chuo Sangi-In (Gedung Pancasila). Sidang ini dilaksanakan selama 5 hari, dimana pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno mencetuskan ide mengenai konsep Pancasila. Di tanggal 1 Juni ini lah ditetapkan sebagai hari lahirnya Pancasila. Sedangkan, Pancasila baru disahkan setelah beberapa kali persidangan, yakni pada sidang PPKI 18 Agustus 1945. 

Pancasila membangun Indonesia sebagai negara yang menganut asas kebangsaan, artinya dasar kesamaan sebagai bangsa Indonesia, bukan atas dasar kesamaan agama, etnis, atau budaya. Namun, jika dicermati nilai-nilai syariat Islam secara implisit dan eksplisit terdapat pada masing-masing sila dalam pancasila. Dimana terdapat keserasian dari asas-asas yang dijunjung oleh Pancasila dengan nilai-nilai Islam. 

Sila pertama ; Ketuhanan yang Maha Esa. Sila ini telah mencerminkan makna toleransi beragama yang tinggi. Yakni, seluruh rakyat Indonesia memiliki kebebasan beragama dan beribadah tanpa adanya diskriminasi. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia berdiri bukan atas dasar kesamaan agama, melainkan atas rahmat Tuhan yang Maha Esa. Konsep Tuhan yang Esa ini sejalan dengan ajaran yang dibawa Islam. Yakni Islam menegaskan bahwa Allah SWT. adalah satu-satunya Tuhan yang layak dipertuhankan, sebagaimana firman Allah berikut : 

اِنَّنِيْٓ اَنَا اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدْنِيْۙ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ

Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada tuhan selain Aku. Maka, sembahlah Aku dan tegakkanlah salat untuk mengingat-Ku. (QS. Taha (20) : 14)

Sila kedua ; Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Sila ini menegaskan bahwa Pancasila menghormati hak-hak yang melekat pada manusia, tanpa terkecuali. Jika pada sila pertama menjelaskan mengenai hubungan manusia dengan Tuhannya, maka sila kedua ini mencerminkan hubungan antara manusia dengan manusia atau di dalam Islam dikenal dengan konsep (Hablum min an-nass). Sikap untuk saling menghargai sesama manusia ini dijelaskan dalam firman Allah berikut : 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَاۤءَ بِالْقِسْطِۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰٓى اَلَّا تَعْدِلُوْاۗ اِعْدِلُوْاۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak (kebenaran) karena Allah (dan) saksi-saksi (yang bertindak) dengan adil. Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adil karena (adil) itu lebih dekat pada takwa. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Maidah (5) : 8)

Sila ketiga ; Persatuan Indonesia. Sila ini menjelaskan bahwa komposisi terbentuknya Indonesia adalah atas dasar rasa kesatuan yang tinggi, walaupun rakyat Indonesia memiliki corak budaya, karakter dan latar belakang yang beragam. Konsep ini terdapat dalam Islam, yakni Ukhuwah Islamiyah (persatuan sesama muslim) dan Ukhuwah Insaniyah (persatuan sesama manusia). Kedua konsep ini patutnya berjalan beriringan agar tercipta situasi masyarakat yang aman, nyaman dan damai tanpa ada konflik etnis, agama dan lain sebagainya. 

Sila keempat ; Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Konsep bermasyarakat dengan asas musyawarah sangat ditegaskan pada sila ini. Sebab musyawarah dianggap sebagai metode untuk menyelesaikan masalah dengan kekeluargaan, yakni semua pihak dianggap sama rata atau tidak ada yang memiliki kedudukan lebih tinggi satu dengan lainnya. Hal mengenai musyawarah juga dijelaskan oleh ayat Al-Qur’an berikut : 

وَالَّذِيْنَ اسْتَجَابُوْا لِرَبِّهِمْ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَۖ وَاَمْرُهُمْ شُوْرٰى بَيْنَهُمْۖ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَۚ

Juga lebih baik dan lebih kekal bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan salat, sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka. Mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. (QS. Asy-Syura (42) : 38)

Sila kelima : Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Sila terakhir ini dapat dimaknai sebagai bentuk cita-cita dan manifestasi bangsa Indonesia agar rakyatnya senantiasa berperilaku dan diperlakukan adil pada situasi apapun. Keadilan yang dikandung pada sila ini memiliki harmonisasi dengan Islam sebagai agama rahmatan lil-alamin, yakni Islam datang sebagai agama yang universal, dimana kebaikan yang dibawa Islam ditujukan untuk seluruh alam atau seluruh mahluk. Salah satu misi Islam sebagai agama universal adalah mengembangkan konsep keadilan agar tercipta tatanan masyarakat yang baik. Tentunya hal ini juga terdapat dalam firman Allah berikut : 

 إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. 

(QS. An-Nahl (16) : 90) 

Kesimpulannya Pancasila mengandung nilai-nilai yang sejalan dengan ajaran Islam. Setiap sila dari Pancasila memiliki relevansi dengan prinsip-prinsip Islam. Jadi, Secara keseluruhan, Pancasila sebagai dasar negara Indonesia mencerminkan keserasian dengan nilai-nilai Islam, meskipun negara ini didirikan berdasarkan prinsip kebangsaan yang inklusif dan menghargai keragaman agama, budaya, dan etnis.

HIQMA UIN JAKARTA,

Shifa Isyalini Sukino & Ika Shafarianti

Daftar Pustaka 

Kumparan. (2024). Sejarah BPUPKI dalam Kemerdekaan Indonesia secara Lengkap. Diakses pada 28 Mei 2024, dari Sejarah BPUPKI dalam Kemerdekaan Indonesia secara Lengkap | kumparan.com

Bakesbangpoldagri Kabupaten Madiun. (2021). Sejarah Singkat Hari Lahir Pancasila. Diakses pada 28 Mei 2024, dari SEJARAH SINGKAT HARI LAHIR PANCASILA – Bakesbangpoldagri Kabupaten Madiun (madiunkab.go.id).

Rohman., M. (2013). Kandungan Nilai-Nilai Syariat Islam dalam Pancasila. Millah Vol. XIII, No. 1, Agustus 2013. 

Leave a Reply

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.