Masyarakat muslim di Indonesia pasti sudah tidak asing lagi mendengar perlombaan Musabaqah Tilawatil Qur’an yang dilakukan dua tahun sekali di salah satu daerah Indonesia secara bergiliran. Dalam MTQ banyak cabang-cabang lomba yang berkaitan dengan al-Qur’an yaitu; Kaligrafi, Tafsir Hadist, Tafsir al-Qur’an, Tahfidz Qur’an, Fahmil Qur’an, Syarhil Qur’an, Qiraat Sab’ah, Tilawah cacat netra, dan cabang lomba yang tertua adalah cabang Tilawatil Qu’an. Cabang Tilawatil Qur’an yaitu membaca al-Qur’an menggunakan nagham dengan tajwid, tahsin, serta tartil yang baik dan benar. Membaca al-Qur’an dengan nagham tidak hanya dilakukan pada saat MTQ saja akan tetapi dilakukan pada saat pembukaan acara-acara Islam seperti hajatan, peringantan hari besar Islam, ataupun di rumah masing-masing.
Kata nagham (نغم ) memiliki arti irama atau lagu. Dalam bentuk pluralnya, kata nagham ialah انغام dan إناغيم yang jika digandengan dengan al-Qur’an menjadi القرآن نغم (melagukan al-Qur’an). Redaksi yag semakna dengan nagham al-Qur’an ialah تحسيناالصىات dalam membaca al-Qur’an (mengalunkan bacaan al-Qur’an dengan suara yang bagus). Para ulama menetapkan ada delapan nagham yang dapat dipakai untuk membaca al-Qur’an yang disebut “delapan maqamat Qur’aniyyah”. Berikut nama-nama delapan nagham tersebut dengan cabang dan variasinya
Naghamat dalam seni baca Al-Qur`an dibagi menjadi dua bagian :
1. NAGHAM Pokok
Nagham pokok seluruhnya ada 8 (delapan) :
- Bayyati (Husaini) yaitu nagham yang dibaca dengan penuh semangat dan tempo lagunya gerak lambat
- Shoba (Maya) yaitu nagham yang dibaca dengan semangat dan tempo lagunya gerak ringan dan cepat
- Hijazi (Hijaz) yaitu dibaca dengan semangat dan tempo lagunya gerak lambat dan khidmat
- Nahawand (Iraqi) yaitu dibaca dengan semangat dan tempo lagunya gerak cepat dan ringan.
- Sika yaitu dibaca dengan semangat dan tempo lagunya gerak lambat dan khidmad
- Rasta alan nawa yaitu dibaca dengan semangat dan tempo lagunya gerak ringan dan cepat
- Jiharka yaitu dibaca dengan semangat dan tempo lagunya gerak ringan dan cepat bisa juga gerak lambat dan khidmad, tergantung yang melagukannya
- Banjaka (Rakbi)
2.Nagham Selingan
Nama nagham selingan/ cabang, dan juga termasuk nama variasi adalah :
1.Syuri 10.Murokkab
2.Ajami (Al-Ajam) 11. Misri
3.Mahur (Muhur) 12.Turki
4.Bastanjar 13.Romi
5.Kard 14.Uraq
6.Kard-Kard 15.Usyaq
7.Naqrisy 16.Zanjiran (Zinjiron)
8.Kurd 17.Syabir alarros
9.Noqrosy 18.Kurdi
Adapun tingkat-tingkat suara pada setiap nagham adalah :
1.Qoror (dasar/rendah)
2.Jawab (nawa) (menengah)
3.Jawabul Jawab (tinggi)
SUSUNAN NAGHAM TILAWATIL QUR`AN BESERTA CABANG-CABANGNYA
1. BAYYATI (HUSAINI)
Fungsi bacaan syair-syair ini sangat erat kaitannya dengan susunan lagu tilawatil Qur`an, disamping itu juga berguna untuk lebih mempermudah dalam penguasaan lagu-lagu tersebut, dan juga untuk selingan dalam pengajaran tilawatil Qur`an agar terkesan lebih berfariasi dan supaya tidak cepat jemu.
2. SHOBA (MAYA)
Lagu Shoba terdiri dari 5 bentuk dengan 3 variasi yaitu ajami, mahur, dan Bastanjar, sedangkan untuk tingkatan suaranya ada 2 yaitu : jawab dan Jawabul Jawab.
3. HIJAZI (HIJAZ)
Lagu hijazi atau hija terdiri dari 7 bentuk adan 4 fariasi yaitu, Kard, Kard-Kurd- Naqrisy dan Kurd, sedangkan bentuk tingkatan suara ada tiga : Jawab, Jawabul Jawab dan Qoror.
4. NAHAWAND (IROQI)
Lagu Nahawand terdiri dari 5 bentuk dan dua fariasi/ selingan, yaitu: Nuqrosy dan Murokkab. Ciri-ciri fariasi Nuqrosy adalah bernada rendah (turun) sendangkan fariasi Murokkab bernada tinggi (naik). Adapun tingkat suaranya ada 2 yaitu: Jawab dan Jawabul Jawab.
5. LAGU SIKA
Lagu Sika terdiri dari 6 bentuk dan 4 fariasi/selingan, yaitu: Misri, Turki, Roml dan Uroq. Sedangkan tingkat suaranya ada 3, Qoror, Jawab dan Jawabul Jawab.
6. LAGU ROST DAN ROSTA ALAN NAWA
Lagu Rost dan Rosta alan nawa pada bagian ini selalu berhubungan satu sama lainnya, artinya: kalau memulai dengan lagu rost maka mesti dilanjutkan (disambung) dengan Rosta Alan Nawa. Jadi lagu Rost dibagian ini hanya sebagai pembuka saja. Adapun lagu Rost dan Rosta alan nawa terdiri dari 7 bentuk dan 3 fariasi yaitu : Usyaq, Zanjiron, dan Syabir Alarros. Sedangkan tingkat suaranya ada 2 : Jawab dan Jawabul Jawab.
7. JIHARKA
Lagu Jiharka terdiri dari 4 bantuk dan 1 fariasi yaitu Kurdi. Sedangkan tingkatan suara ada 2 tingkatan suara yaitu Jawab dan Jawabul Jawab.
8. BANJAKA
Lagu Banjaka/ Rakbi hanya khusus untuk lagu-lagu dalam bacaan tartilul Qur`an dan lagu-lagu nyanyian (Qosidah) saja, dan jarang sekali bahkan hampir tidak pernah sama sekali diterapkan (dipakai) dalam bacaan tilawatil Qur`an. Kemungkinan besar karena lagu tersebut kurang begitu cocok bila dimasukan atau dipraktekan
9. BAYYATI (PENUTUP)
Setiap bentuk susunan Lagu Tilawatil Qur`an terutama yang bersifat formal. Selalu diakhiri dengan Lagu Bayyati penutup. Lagu Bayyati penutup terdiri dari 2 bantuk dan 2 tingkatan suara yaitu Jawab dan Jawabul Jawab.
Ketujuh nagham tersebut merupakan nagham pokok yang dapat dipakai melantunkan al-Qur’an. Para Qari dapat memilih salah satu lagu tersebut dan dapat digunakan secara bergantian antara satu dengan yang lain, tergantung ayat yang dilantunkan sehingga akan terdengar lebih indah.
Jurnal Melacak Sejarah dan Penggunaan nagham Arabi di Indonesia oleh Salamah Noorhidayanti, Hibbi Farihin, dan Thoriqul Aziz UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungangung QOF: Jurnal Studi Al-Qur’an dan Tafsir, 2021, Vol.4, No.2
Artikel EnsiQupedia Hawasi Universitas Islam Indonesia “Irama Seni Tilawatil Qur’an” Maret 2016 by Mochamad Ihsan Ufiq/Al Kautsar