Skip to main content
Kajian

Emosional pribadi dan Organisasi.

By 14 Maret 2019Desember 16th, 2019No Comments
Oleh : Muhammad Khoriul Habibi

Terkait tema yang di usungkan beliau menyampaikan bahwasannya “emosi kekeluargaan tidak bisa digunakan ketika ada kegiatan yang bersifat structural/keorganisasian, jikalau memang secara struktur harus ada konfirmasi terkait perizinan dan segala macamnya maka harus ada konfirmasi dengan ketua acara terkait, atau coordinator departemen atau divisinya masing-masing. Karena ketua coordinator itu ibarat Orang tua kita didalam sebuah organisasi, jadi diibaratkan seperti ketika kita sedang mengerjakan Shalat Sunnah lalu orang tua kita memanggil atau memberi perintah maka kita harus membatalkan Shalat sunnah yang kita kerjakan dan memenuhi Panggilan orang tua dan mengerjakan tugas yang diperintahnya. Seperti itulah pengibaratan ketika kita mendapatkan tugas yang diberikan dari coordinator atau orang yang di tuai di suatu organisasi”

Pada kesempatan ini Ketua HIQMA yang baru saja selesai mengikuti Pelatihan kepemimpinan dan bela Negara di Akdemi Militer Magelang yakni Ka Ahmad Rifa’i atau yang biasa di sapa Aa Rifa’i, juga menyampaikan pengalaman nya ketika mengikuti mengikuti pelatihan tersebut. Disana beliau mendapatkan 3 pelatihan yakni : Olahraga, Olahfikir, dan Olahrasa, dan banyak sekali pengalaman serta pengetahuan baru yang beliau dapatkan disana, entah tentang keorganisasian ataupun kekeluargaan. Kesimpulan yang dapat penulis ambil adalah “kita harus bisa memposisikan emosional pribadi dan emosional organisasi. Kita harus professional dan proporsional semisal, kekeluargaan HIQMA ini berjalan seperti adik dan kakak (saling melindungi dan menyayangi) tapi bukan dalam hal perizinan. Diterima atau tidak itu otoritas coordinator, diterima atau tidak prizinan yang penting sudah izin”

Pada sesi diskusi banyak sekali anggota HIQMA yang bertanya mengenai tema yang di usungkan, salah satu pertanyaan yang di lontarkan ialah “bagaimana cara menjaga kekeluargaan di HIQMA dan menumbuhkan rasa memiliki dalam segala hal ?”

 kemudian di jawab oleh Aa Rifa’i yang mewakili semua jawaban yang di lontarkan yakni “Pertanyaan yang berkaitan dengan bagaimana itu masalah teknis, jika di kemiliteran pertanyaan bagaimana itu tidak akan di jawab, karena pertanyaan ini memutus kreatifitas kita sendiri”

kesimpulan yang dapat di ambil dari diskusi kali ini adalah “kita harus bisa Professional dan Proporsional”

Wallahu A’lamu Bi-Showab

Leave a Reply

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.