Skip to main content
Kajian

Batas toleransi antar umat beragama dalam bernegara

By 7 Maret 2019Desember 17th, 2019No Comments
Oleh : Ust. Muhammad Aqil Syahrian, S.Ps.I

Terkait tema yang diusungkan beliau menyampaikan Timbulnya toleransi itu karena adanya keberagaman, dan keberagaman itu karena setiap orang/kelompok itu memiliki kebenarannya masing-masing. Misalnya, kebenaran menurut si A belum tentu dianggap sebuah kebenaran pula oleh si B. Ada 3 sebab yang menyebabkan antara satu dengan yang lainnya itu memiliki perbedaan. Diantaranya: Orang-orang yang berfikir Monoisme (mono = satu) menganggap bahwasanya kebenaran itu hanya milik Allah (satu). Adapula orang yang berfikiran Dualisme (dual = dua) yang menganggap bahwasanya di dunia ini saling berpasangan, seperti adanya siang dan malam, adanya laki-laki dan perempuan dan lain sebagainya. Adapula yang berfikir Pluralisme (plural = lebih dari 2) seperti ada beberapa warna di dunia ini yang menggambarkan ada banyaknya keberagaman, secara jiwa pun manusia memiliki keberagaman.

Jika kita ingin bersama dalam perbedaan-perbedaan yang ada, harus ada suatu nilai yang mengikat dalam suatu komunitas atau di dalam bernegara (Indonesia: Pancasila). Pancasila adalah suatu nilai yang sudah disepakati bersama sebagai suatu bangsa yang plural (beragam), karena secara geografis pun Indonesia terpisah-pisah. Seperti yang telah di jelaskan oleh Allah di dalam QS. Al-Hujurat: 13

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.

 Timbulnya toleransi itu karena adanya keberagaman, dan keberagaman itu karena setiap orang/kelompok itu memiliki kebenarannya masing-masing. Salah satu ayat toleransi antar agama yakni di QS. Al-Kaafirun: 6

لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ

Artinya: “Untukmu Agamamu, dam untukku Agamaku

Sejarah toleransi sendiri itu ketika Piagam Madinah, ketika Nabi mendirikan Negara Madinah. Mayoritas pendudukan Kota Madinah sudah memeluk Agama Islam dan sebagiannya lagi Orang-orang Kafir. Ketika itu Nabi tidak memaksa Orang-orang Kafir untuk memeluk Agama Islam, meskipun ketika itu mayoritas penduduk Madinah saat itu adalah orang Islam. Maka dari itu Orang-orang Kafir di Madinah saat itu hanya diminta untuk membayar pajak seperti biasanya. Inilah yang diterapkan di Indonesia yang mayoritasnya adalah muslim.

Dalam konteks bernegara diksi kafir diganti dengan diksi non muslim hanya semata agar tidak menyakiti orang yang di luar Islam. Tetapi secara akidah mereka tetap kafir, secara bernegara para Alim Ulama bersepakat menyebutnya dengan non muslim.

WaAllahu A’lamu Bish-Showwab

Leave a Reply

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.