Pada 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo ‘Jokowi’ mengumumkan kasus pertama (dan kedua) positif terinfeksi virus corona baru, atau terkena penyakit Covid-19 di Indonesia.
Belakangan ini diketahui bahwa dua orang (perempuan berusia 31 tahun dan ibunya berusia 64 tahun) mengetahui status mereka yang terinfeksi dari berita, dan bahwa Presiden mengumumkan hal tersebut kepada publik sebelum petugas kesehatan memberitahukan kepada mereka secara langsung (kompas.com).
Respon pemerintah Indonesia yang dianggap lamban saat terjadinya Covid-19 di Kota Wuhan Provinsi Hubei Republik Rakyat China pada akhir Desember 2019 menjadikan gejolak yang dirasakan Indonesia saat ini.
Seperti yang dikutip (cnnindonesia.com) korban kematian Covid-19 di Indonesia yaitu tertinggi kedua dari seluruh dunia setelah Italia, ini hanya salah satu kesalahan dari banyak langkah besar yang telah diambil pemerintah sehingga menimbulkan pertanyaan serius mengenai kemampuan menanggapi pandemik global saat ini.
Meskipun fokus utama ditujukan untuk merawat yang terinfeksi dan juga untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, penyelidikan komprehensif juga harus segera dilakukan di saat yang tepat bertujuan untuk memeriksa kesalahan serius yang telah dibuat sehingga tidak membahayakan kehidupan masyarakat. Serta, saya berharap Indonesia harus lebih siap dan sigap untuk dapat mempersiapkan yang terbaik di masa depan.
Ekonom senior sekaligus Menteri Keuangan Republik Indonesia periode 2013-2014 Chatib Basri memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, dengan skenario terparah hanya akan mencapai 0,3% pada tahun ini (cnbcindonesia.com).
Dalam skenario tersebut chatib menjabarkan
“Dampak besarnya ekonomi Indonesia akan menurun 4,7 % sehingga dari 5% pada tahun 2019 menjadi 0,3%. Dengan demikian penuruan ekonomi di Indoneia mengalami kemerosotan terparah dalam 10 tahun terakhir dengan angka penurunan 4,7%”.
Melihat kurang tepat respon yang diambil pemerintah Indonesia mengakibatkan runtuhnya ekonomi di Indonesia yang kita rasakan saat ini. Kemudian, banyaknya masyarakat menengah kebawah mengeluh akibat COVID-19, mereka sangat sulit mencari rupiah untuk kebutuhan sehari-hari, bekerja apapun tidak menghasilkan apa-apa.
Begitu miris ketika banyak masyarakat tak bisa mencukupi kebuhan hidupnya karena mereka hanya mengandalkan dari pendapatan harian ketika mereka bekerja.
Menurut ahli ekonomi Indonesia Rizal Ramli (ILC TV one) stasiun televisi swasta beliau mengatakan, seharusnya pemerintah sigap menaggapi COVID-19 di wuhan China yang terjadi akhir tahun 2019 lalu dengan cara mengisolasi masyarakat, turis dan segala hal yang masuk ke Indonesia, agar hal seperti yang kita rasakan saat ini tidak terjadi.
Pakar Ekonomi Indonesia Dr. Syahganda Nainggolan (Seminar KAHMI preneur 12/3) mengungkapkan bahwa, apabila polemik pandemic yang terjadi tidak ditemukan vaksinnya selama 6 bulan berkepanjangan, maka Jokowi akan turun dari tahtanya
Hal ini menurutnya dikarenakan banyaknya hutang luar negeri yang dipikul negara, lambannya pergerakan ekonomi Indonesia bahkan sebelum COVID-19 ini, kasus korupsi ASABRI, seperti yang dikemukakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (beritasatu.com) menlansir kerugian negara terkait korupsi di PT.
Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indoneisa yaitu dengan jumlah mencapai Rp. 16 Triliun dan masih banyak lagi masalah kerugian negara dalam hal ekonomi yang belum terselesaikan. (live streaming kahmi prenuer).
Pemerintah Indonesia sebenarnya bisa, untuk melawan krisis ekonomi yang terjadi dengan cara:
(1) Menghentikan utang piutang untuk pembangunan infrastruktur di semua lini termasuk impian memindahkan dan membangun Ibu Kota baru di Kalimatan. (2) Memanfaatkan pandemic ini dengan cara menyetop barang ekspor, jika kita melirik sebelum terjadinya pandemi ini pemerintah selalu mengekspor barang ke luar negeri. Inilah waktunya untuk belajar memproduk semua barang yang dimiliki dan bekerjasama dengan IPB. (3) Berdayakan UMKM di seluruh Indonesia untuk dapat menopang ketahanan pangan Indonesia dan memakmurkan rakyat.
Melihat berbagai polemik yang telah dipaparkan, saya berharap pemerintah lebih dapat memperhatikan kepentingan rakyat dari pada mengutamakan investasi. Karena, setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawabannya.
Semoga negara kita terlepas dari Virus Corona dan kita dapat beraktivitas kembali seperti biasa. Sehatlah bumiku, Indahnya Indonesiaku.
Sumber :
ilc/tvonenews.com
live streaming/Kahmi Prenuer
https://www.beritasatu.com/nasional/595429-bpk-kerugian-negara-kasus-asabri-ditaksir-rp-16-triliun
Penulis : M. Reza Saputra