Skip to main content

WAJIB TAHU! Konsep Jiwa dan Pertemuan menurut Kaidah Nabawiyyah

Halo, Sahabat Qurani! Sudah taukah kamu pikiran kita adalah salah satu elemen penting dalam kehidupan?

Sebab jika kita tidak mengisi pikiran kita dengan referensi dan kaidah-kaidah kehidupan yang datang dari Rasulullah SAW, para sahabat dan tabi’in.

Maka, pikiran kita akan mudah terdistraksi dengan informarsi-informasi yang tidak berguna. Sehingga dapat menurunkan kualitas hidup kita.

Jadi, penting bagi kita untuk belajar kaidah-kaidah nabawiyyah, sebagai petunjuk untuk menjalani hidup. Salah satunya adalah sabda Rasulullah SAW berikut :

حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا كَثِيرُ بْنُ هِشَامٍ حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ بُرْقَانَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ الْأَصَمِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ بِحَدِيثٍ يَرْفَعُهُ قَالَ النَّاسُ مَعَادِنُ كَمَعَادِنِ الْفِضَّةِ وَالذَّهَبِ خِيَارُهُمْ فِي الْجَاهِلِيَّةِ خِيَارُهُمْ فِي الْإِسْلَامِ إِذَا فَقُهُوا وَالْأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ                 ( رواه صحيح مسلم )

“Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb; Telah menceritakan kepada kami Katsir bin Hisyam; Telah menceritakan kepada kami Ja’far bin Burqan; Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Al Asham dari Abu Hurairah -sebagai hadis marfu’- dia berkata; “Sesungguhnya manusia itu seperti tambang perak dan emas. Mereka yang terhormat pada masa masa jahiliah akan terhormat pula di masa lslam, jika mereka memahami (lslam). Roh-roh itu seperti prajurit yang berkelompok-kelompok, jika saling mengenal mereka akan menjadi akrab, dan jika saling bermusuhan maka mereka akan saling berselisih.” (Hadis Shahih Muslim No. 4774)

Sabda Rasulullah SAW diatas didasari dari pertemuan dua wanita yang berasal dari kaum Anshor dan kaum Muhajirin.

Dimana kedua wanita tersebut memiliki karakter yang ceria, hingga pada akhirnya kedua wanita ini menjadi akrab karena kesamaan karakter yang dimiliki.

Terlepas dari sosok Rasulullah SAW sebagai pemimpin yang berusaha membangun persaudaraan antara dua kaum tersebut. Namun, terdapat faktor lain juga. 

Yakni, dua jiwa yang serupa pasti akan bertemu. Walaupun sejauh apapun, pasti kelak akan bertemu  selayakanya pertemuan kaum Anshor dan kaum Muhajirin.

Sebagaimana kaum Muhajirin yang senantiasa mementingkan kehidupan akhirat.

Maka bertemu lah mereka dengan kaum Anshor yang menerima dakwah Rasulullah SAW dan juga bersemangat untuk mempersiapkan kehidupan akhiratnya.

Hal ini menunjukkan terkait hikmah penciptaan Allah SWT. Bahwa kita diciptakan di dunia ini, pasti memiliki kecocokan dengan sebagian yang lain.

Selain itu, ini juga menunjukkan bahwa fitrah jiwa manusia pada akhirnya akan menghantarkan kita untuk bertemu yang setara.

Ada pula kaidah kebaikan dan keburukan ada dalam proses penciptaan Allah SWT. bahwasannya yang baik akan berkumpul dengan yang baik, dan yang buruk akan berkumpul dengan yang buruk.

Sebagaimana firman Allah SWT berikut :

اَلْخَبِيْثٰتُ لِلْخَبِيْثِيْنَ وَالْخَبِيْثُوْنَ لِلْخَبِيْثٰتِۚ وَالطَّيِّبٰتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَالطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبٰتِۚ اُولٰۤىِٕكَ مُبَرَّءُوْنَ مِمَّا يَقُوْلُوْنَۗ  لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌࣖ

“Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka (yang baik) itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia.” (QS An-Nur [24] : 26)

Ini menunjukkan betapa Allah SWT. sangat detail dalam menciptakan kehidupan ini, bahkan sampai perihal fitrah kejiwaan.

Allah SWT menciptakan manusia berbangsa-bangsa tidak semata-mata saling mengenal, namun juga kecondongan jiwa.

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.”

Maka, dari itu kita perlu menjadikan jiwa kita baik, kita akan bertemu dengan sesuatu yang baik dan begitupun sebaliknya.

Hal ini memberikan kita intruksi bahwa apa yang akan kita temui dan miliki itu sesuai dengan karakter jiwa kita.

Buatlah jiwa mu berlatih pada hal-hal baik, sebagaimana perkataan emas yang dinukil oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berikut :

“Jika kamu tidak disibukkan dengan hal-hal baik, maka kamu pasti disibukkan dengan hal-hal yang batil.” (Al Jawabul Kaafi hal 156)

Inilah kaidah fitrah kejiwaan itu mempertemukan dengan yang setara dan sefrekuensi dengan kita.

Jadi sepatutnya, bentuklah jiwa kita dengan asahan dan pahatan yang terbaik, melalui kebiasaan yang baik. Maka kamu akan bertemu dengan hal-hal yang baik pula. Itulah yang terjadi akan kehidupan. ***

DAFTAR PUSTAKA

50 Kaidah Nabawiyyah : Karena Fitrah Jiwa itu Mempertemukan yang Setara – Abu Bassam Oemar Mita. YouTube Video, 57:28. May 25 2024. https://youtu.be/uSQahTnhUhg?si=GnRfB3EV8wnSQb9B

Hadis Muslim No. 4774 | Ruh itu berkelompok-kelompok

Leave a Reply

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.