Skip to main content

(Minggu, 14 November 2021) Himpunan Qari dan Qari’ah Mahasiswa (HIQMA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kembali menyelenggarakan Training Kader (TRIK) Periode Kedua tahun 2021 dengan mengusung tema “Bersama Al-Qur’an Menjadi Generasi Terdepan”. Kegiatan ini berlangsung secara daring dan luring, tepatnya di Sekretariat HIQMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan via  Zoom Meeting. Dengan dihadiri oleh 182 peserta, mereka belajar mengenai ilmu kealqur’anan dan keislaman.

TRIK ke-9 minggu ini dibuka dengan pengenalan sholawat Nurul Huda, Rottilu, dan Ramadan Tajalla kepada para calon anggota (CATA) HIQMA, kemudian dilanjut dengan penyampaian materi oleh Abang Abang Tho’atillah Ibnu Solihin, S.H. (Pengurus Divisi Tilawah Masa Bakti Tahun 2018), yang dimoderatori oleh Abang Rif’at Sauqi, S. Sos.  (Koordinator Dept. Pendidikan dan Kaderisasi Masa Bakti Tahun 2020).

Pada pertemuan minggu ini, Abang Tho’at menjelaskan materi mengenai GharibGharib adalah bacaan ayat-ayat yang cara membacanya berbeda dengan kaidah tajwid pada umumnya. Terdapat beberapa macam bacaan gharib, yaitu : Saktah, yaitu berhenti sejenak selama 2 harakat tanpa mengambil nafas, disertai niat untuk melanjutkannya (contohnya seperti di surah Al-Kahfi ayat 1-2). Isymam, yaitu menampakkan harakat dhammah dengan cara memberi isyarat berupa memajukan/memonyongkan bibir (contohnya di surah Yusuf ayat 11). Imalah, yaitu membacara harakat menjadi bunyi (e) di antara bunyi harakat fathah (a) dan bunyi harakat kasrah (i) (contohnya di surah Hud ayat 41). Tashil, yaitu membaca hamzah (a) yang kedua menjadi suara yang ringan (contohnya di surah Fushilat ayat 44). Naqel, yaitu memindahkan harakat kasrah pada huruf hamzah ke huruf sebelumnya (contohnya di surah Al-Hujurat ayat 11), cara membacanya yaitu harakat kasrah pada huruf hamzah (الْ إِسْمُ) dipindahkan ke huruf lam, menjadi (الِ إْسْمُ). Huruf shad yang dibaca sin, ditandai dengan adanya huruf sin (س) di atas huruf shad (ص), contohnya seperti di surah Al-Baqarah ayat 245. Huruf Ziyadah, yaitu huruf yang tidak difungsikan dan disertai dengan tanda bulatan (ْ ), contohnya seperti di surah Ali Imran ayat 144.  Mad Mubalaghah (pengecualian pada Mad Shilah), yaitu mad yang terjadi pada huruf ha dhamir yang tidak diapit oleh huruf hidup, namun huruf ha dhamir tetap dibaca selama 2 harakat. Mad mubalaghah berbeda dengan mad shilah karena syarat dari mad shilah adalah huruf ha dhamir harus diapit oleh huruf yang hidup, namun harakat keduanya tetap sama yaitu 2 harakat (contohnya di surah Al-Furqan ayat 69). Pengecualian huruf ra yang seharusnya dibaca tebal, contohnya seperti di surah  Al-Fajr ayat 14 (المِرْصَاد), huruf ra harusnya dibaca tebal karena setelahnya adalah huruf isti’la, namun khusus pada ayat ini, huruf ra ini dibaca tidak tebal. Nun Wiqayah, yaitu huruf nun yang harus dibaca dengan bunyi nun kasrah, ketika ada tanwin yang bertemu dengan hamzah washal (contohnya seperti pada surah Al-Baqarah ayat 180). Huruf mim dan ha yang dibaca kasrah, contohnya seperti di surah Ibrahim ayat 2 dan Al-Ma’arij ayat 11. Wau ber-tasydid yang tidak dibaca dengung, contohnya seperti di surah Al-Imran ayat 22. Waqaf Isyarah, yaitu waqaf yang dibaca dengan meringis sebagai isyarat huruf ya’ (contohnya seperti di surah Al-Baqarah ayat 196), kemudian waqaf yang dibaca dengan memajukan bibir/monyong sebagai isyarat huruf wau (contohnya seperti di surah Al-Baqarah ayat 219), waqaf yang dibaca selama 2 harakat (contohnya seperti di surah Al-Baqarah ayat 22), waqaf yang dibaca dengan dengung dan disertai dengan hams (contohnya seperti di surah Al-Maidah ayat 114), waqaf yang setelah huruf terakhirnya disertai dengan huruf qalqalah, seperti pada surah Al-Baqarah ayat 19 (وَبَرْق), maka cara membacanya yaitu huruf ra di-waqaf-kan terlebih dahulu dengan sempurna kemudian huruf qaf di-qalqalah-kan, waqaf yang sebelum huruf terakhirnya adalah qalqalah, contohnya seperti di surah Al-Fajr ayat 1 (الْفَجْر), waqaf yang huruf sebelum terakhirnya diberi bunyi “e” contonya pada surah Al-Fajr ayat 2, waqaf yang di dalamnya disertai dengan huruf hams dari huruf kaf atau ta dan dibaca dengan jelas, contohnya seperti di surah Al-Baqarah ayat 259. Kemudian ada beberapa cara dalam membaca hamzah washal, yaitu ketika berada pada alif lam maka dibaca fathah (القَارعة), ketika selain berada pada alif lam maka perhatikan huruf ketiga, apabila dhammah maka hamzah dibaca dhammah (ادعُ الى), apabila huruf ketiga fathah atau kasrah, maka hamzah dibaca kasrah (اهدِنا), dan jika berada di tengah kalimat maka hamzah tidak dibaca (ما القَارعة).

Setelah paparan materi berakhir, kegiatan TRIK dilanjutkan dengan penampilan kolaborasi dari divisi-divisi HIQMA dan disusul dengan penyampaian informasi dari bagian Tata Tertib (TATIB) TRIK, kemudian ditutup dengan doa.

Alhamdulillah, TRIK kesembilan yang berlangsung pada minggu ini berjalan dengan lancar.  Semoga ilmu yang telah disampaikan oleh pemateri dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari sebagai bekal untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Leave a Reply

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.