Oleh : Adi Putra Utama
Terkait tema yang diusungkan beliau menyampaikan Marawis adalah perpaduan seni, khususnya seni perkusi yang berasal dari Timur Tengah yang dipadukan dengan kesenian Betawi (salah satu kesenian yang ada di Indonesia). Yang di Timur Tengah ini awalnya berasal dari Kuwait (kurang begitu populer) kemudian di populerkan lagi di Negara Yaman. Pada awalnya marawis zaman dahulu itu bentuknya hampir sama seperti hadrah/qasidah. Di Film Ar-Risalah yang menceritakan tentang Nabi Muhammad, diperlihatkan satu alat tabuhan bentuknya seperti qasidah, yang fungsinya untuk mengiringi puji-pujian atau shalawat. Di film tersebut dikisahkan awal mula munculnya ketika Nabi hijrah ke Madinah lalu disambut dengan iring-iringan musik dan tabuhan yang bentuknya seperti rebana.
Marawis di Hiqma sudah ada sejak tahun 2008, ketika di ketuai oleh Ust. Syarif. Di Hiqma sendiri, belum terlalu memfokuskan marawis, karena Hiqma sendiri adalah sebuah organisasi yang mewadahi berbagai macam divisi seperti, Tilawah, Syarhil, Qasidah, Shalawat, Tahfidz. Jika Tim Marawis di luar siapa saja bisa masuk menjadi tim, di Hiqma sendiri yang bisa masuk menjadi tim hanyalah mahasiswa khususnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Di Hiqma sendiri mempunyai silabus pelatihan sedangkan di luar tidak ada silabus pelatihan tetapi menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Tim Marawis yang ada di luar satu tim itu terdiri dari berbagai macam wilayah sedangkan di UIN sendiri hanya dalam ruang lingkup UIN.
Semuanya butuh proses, hargai proses, perjalanan, dan perkembangannya. Kemudian ada beberapa pertanyaan dari peserta kajian salah satunya, alat manakah yang berasal dari Timur Tengah dan Betawi? Kemudian dijawab langsung oleh pemateri; “Timur Tengahnya lebih spesifik ke alatnya, sedangkan pemakaian atau penggunaan alat musiknya lebih spesifik ke Betawi. Karena di Indonesia sendiri khususnya di Betawi sudah ada gendang dan alat perkusi yang lain kemudian diadopsi oleh Betawi. Darbuka dan Calti berasal dari Timur Tengah, Kecrek dari dangdut”. WaAllahu A’lamu Bish-Showwab