Skip to main content
Berita

Cerdas Memilih dan Bersikap Terhadap Pemimpin dalam Pandangan Islam

https://www.kitapunya.net/

Pemilihan umum adalah momen yang sangat ditunggu oleh rakyat Indonesia. Pesta demokrasi ini memberikan ruang kepada rakyat untuk menentukan siapa orang yang pantas memimpin negara Indonesia. Pada saat masa menjelang pemilu, para paslon berlomba-lomba melakukan kampanye dengan caranya masing-masing untuk meyakinkan rakyat akan kelayakan dirinya menjadi seorang pemimpin.

Islam adalah agama yang sangat memperhatikan bahasan pemimpin, setiap manusia adalah pemimpin terhadap dirinya dan setiap manusia akan dimintai pertanggung jawaban atas apapun yang telah diperbuatnya. Dalam Islam, pemimpin memiliki peran yang sangat penting dalam membimbing umat dan mengelola urusan publik. Sebagai seorang muslim dan warga negara Indonesia, memilih pemimpin yang tepat merupakan kewajiban bagi kita, karena pemimpin yang baik akan memberikan dampak positif pada masyarakat dan menyebarkan keadilan serta kemaslahatan bagi seluruh umat. Oleh sebab itu, tak setiap orang bisa menjadi pemimpin sebuah negara. Dalam membahas tentang pemimpin sebuah negara yang ruang lingkupnya sangat besar dan tentu mempunyai tanggung jawab lebih besar, kita perlu betul-betul memperhatikan dalam menentukan pilihan. Berikut beberapa hal yang dapat kita lakukan dalam memilih dan bersikap terhadap pemimpin:

1. Memastikan Pemimpin Memiliki Kredibilitas

Kredibilitas menjadi hal yang sangat diperhatikan dalam memilih seorang pemimpin. Dalam  Al-Qur’an sebagai kitab pedoman umat Islam yang mengatur segala aspek kehidupan termasuk mengatur bagaimana kriteria memilih seorang pemimpin yang kredibel. Dalam QS. An-Nisa (4) ayat 58, Allah menegaskan bahwa seorang pemimpin sepatutnya memiliki sifat amanah, yakni dapat dipercaya.

Sifat amanah akan mengarahkan seorang pemimpin dalam membangun kepercayaan, meningkatkan kredibilitas, memberikan contoh yang baik dengan tidak melakukan tindakan negatif seperti korupsi dan sebagainya. Penting kiranya seorang pemimpin memiliki sifat amanah, hal ini guna membangun kepercayaan antara pemimpin dan masyarakat. Jika seorang pemimpin dikenal amanah, orang-orang akan merasa yakin bahwa keputusan dan tindakan yang diambilnya didasarkan pada prinsip-prinsip kebenaran dan keadilan.

2. Pemimpin Mampu Memberi dan Mempertanggung Jawabkan Gagasannya

Dalam memilih pemimpin terutama pemimpin sebuah negara, hendaklah kita melihat dan memperhatikan gagasan yang diberikan oleh calon pemimpin kita. Pada hakikatnya pemimpin ialah seseorang yang mampu memberikan gagasan yang dapat mencerdaskan kehidupan rakyat, bukan seseorang yang justru mengeksploitasi rakyat dengan memanfaatkan jabatan dan kedudukannya. Islam sendiri memandang pemimpin sebagai orang yang mampu mengelola segala urusan umat, bukan meraup keuntungan dari umat untuk kepentingan kelompok tertentu.

Dari gagasan inilah nantinya kita bisa melihat cara berpikir dan orientasi para calon pemimpin kita. Sebagai seorang muslim, pilihlah pemimpin yang orientasi gagasannya tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam Islam, yakni memperhatikan kemaslahatan umat. Tidak semua solusi dari permasalahan yang ada saat ini adalah iming-imingan materi saja, justru dari sebuah gagasan akan mampu melahirkan regulasi-regulasi bersifat lebih permanen untuk mampu mencapai sebuah tatanan yang dicita-citakan.

3. Pemimpin yang Berpihak Pada Keadilan

Sebagai pemimpin, sudah menjadi kewajiban untuk memastikan keadilan sosial bagi semua warga. Ini termasuk memastikan setiap individu diperlakukan dengan sama, yakni tanpa adanya diskriminasi berdasarkan ras, agama, gender, atau latar belakang sosial. Menciptakan lingkungan yang inklusif akan lebih mudah dibentuk dengan mengedepankan prinsip keadilan yakni dengan menghargai setiap keberagaman dan memastikan setiap suara didengar dan diakui. Kesetaraan juga menjadi sesuatu yang diupayakan oleh seseorang pemimpin demi mencapai keseimbangan.

Allah menegaskan untuk dapat memberi keputusan dari sebuah perkara dengan adil. Sikap adil di sini berarti menetapkan sesuatu sesuai dengan keadaan dan proporsionalnya. Maka dari itu, pemimpin juga perlu membuat regulasi dalam menciptakan sistem hukum yang independen dan transparan serta dijalankan oleh para penegak hukum yang mampu menegakkan keadilan dengan baik.

4. Memahami Tugas Pemimpin

Banyak dari kita yang berspekulasi bahwa hanya pemimpin saja yang berkewajiban memahami tugasnya. Padahal sebagai warga yang dipimpin, kita mempunyai peran untuk turut memahami tugas dan tanggung jawab pemimpin kita. Prinsip Demokrasi menuntut kita untuk tidak lepas tangan dan menyerahkan tanggung jawab sepenuhnya kepada pemimpin.

Islam adalah agama yang mengedepankan aspek musyawarah di mana kebijakan ditetapkan berdasarkan hasil rumusan bersama. Dengan memahami tugas pemimpin, kita akan bisa memposisikan tugas kita sebagai rakyat yang turut serta membantu mengkritisi dan memberikan solusi atas problematika yang ada. Dalam praktiknya, pada masa kampanye pemilu, tidak sedikit dari kita yang terpedaya oleh strategi-strategi kampanye yang bersifat pragmatis, siapa yang memberi bantuan lebih maka itu yang dipilih. Tidak salah menerima bantuan ini dan itu dari masing-masing calon pemimpin, namun kita perlu mencari tahu dan memahami tugas pokok dari lembaga calon pemimpin kita. Sangat tidak sinkron saat lembaga legislatif yang tugasnya merumuskan kebijakan malah berkampanye sebagai yang memberi kebijakan. Apalagi saat seorang calon pemimpin eksekutif negara tidak mampu menjawab saat diminta memberi kebijakan.

Pemimpin harus mau diajak berdialog dan mampu menampung serta memperjuangkan aspirasi rakyatnya untuk kemudian dibawa dalam meja legislasi untuk dibahas dan dibuat kebijakan-kebijakan yang dapat merubah sistem masyarakat menjadi lebih baik pada ruang eksekutif.

5. Mengawal Hingga Tuntas

Berbicara tentang politik dan mengkritisi pemimpin bukanlah sebuah isu yang hanya digaung-gaungkan saat masa kampanye pemilu saja. Terdapat tanggung jawab dari setiap suara yang telah kita berikan kepada para pemimpin kita. Siapapun pemimpinnya dan apapun gagasan yang ia bawa, sebagai rakyat kita harus tetap melakukan pengawalan terhadap kepemimpinannya untuk memastikan peraturan serta kebijakan yang dibuat oleh pemimpin kita berada di jalur yang benar.

Tidak sedikit masyarakat yang lepas tangan dan beranggapan bahwa inti dari demokrasi hanya saat menjelang pemilu, mereka beranggapan bahwa yang berhak berbicara tentang politik adalah para politikus saja, sehingga acuh pada polemik yang memenuhi ruang publik. Justru ketidakpedulian kita pada politik memberikan celah bagi para penguasa untuk melakukan tindakan-tindakan kotor dan melupakan janji-janjinya untuk menyejahterakan rakyat.

Pada kesimpulannya, kita tidak bisa hanya berharap memiliki pemimpin yang cerdas dan cakap dalam mengatur kehidupan masyarakat. Kita juga perlu menjadi masyarakat yang cerdas dalam memilih dan tidak pergi begitu saja membiarkan para pemimpin sewenang-wenang dalam berkuasa dan melupakan apa yang menjadi tugasnya.

https://www.kitapunya.net/

Anisa Nur Asyah J,

HIQMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Leave a Reply

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.