Tangerang Selatan, NU Online
Indonesia masih saja dihantui konflik horizontal. Hal ini mengingat berbagai macam perbedaan yang ada di dalamnya. Namun, pembangunan bangsa dan negara tidak boleh berhenti. Titik sentralnya terletak pada perdamaian.
“Perdamaian itu titik sentral untuk menuju kepada pembangunan bangsa dan negara,” ujar pakar Al-Qur’an, KH Ahsin Sakho Muhammad yang merupakan Rais Majelis Ilmi Jam’iyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU) saat seminar bertema Al-Qur’an Lumbung Perdamaian di Auditorium Harun Nasution, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (1/11).
Tujuannya tentu agar negara dapat menciptakan negara yang aman, berdaulat, dan penuh dengan kemakmuran. Hal ini akhirnya mengantarkan kepada predikat yang telah Allah firmankan dalam Al-Qur’an Surat Saba’ ayat 15, baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur.
“Baldahnya yang bagus yang sejahtera dan kemudian mendapat ampunan dari Allah subhanahu wa ta’ala,” katanya.
Sila pertama Pancasila, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa, kata kiai asal Cirebon itu, dapat menaungi masyarakat dalam menyampaikan inti ajaran Islam yang penuh dengan rahmat.
Bagi mahasiswa, penyampaian itu bisa dilakukan dengan memberikan sumbangsih pemikiran yang menjelaskan tentang substansi atau esensi ajaran Islam itu.
“Bahwa agama Islam adalah agama yang membawa keberkahan, membawa perdamaian, membawa keadilan dalam rangka menyongsong generasi milenial yang akan datang menjadi negara yang maju, berdaulat, dan mendapatkan rahmat dari Allah swt.,” pungkasnya.
Kegiatan yang digelar oleh Himpunan Qari Qariah Mahasiswa (HIQMA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini juga menghadirkan Ketua Dewan Pembina Majelis Dakwah dan Pendidikan Islam (Madani) Romahurmuziy, Dosen Tafsir UIN Jakarta Faizah Ali Syibromalisi, dan Eks Teroris Sufyan Tsauri. (Syakir NF/Abdullah Alawi)
Sumber : http://www.nu.or.id/post/read/98383/pakar-al-quran-perdamaian-itu-titik-sentral-pembangunan-bangsa