Skip to main content

Konflik Nikita Mirzani & Lolly : Pelajaran tentang Pentingnya Harmonisasi Peran Ibu & Anak

Akhir-akhir ini tengah ramai isu tentang ketegangan dan perseteruan hubungan seorang artis Nikita Mirzani dengan anaknya yang bernama Lolly.

Dilansir dari laman Suara.com kronologi kasus Lolly, Nikita Mirzani, dan Vadel Badjideh bisa dibilang cukup pelik hingga menimbulkan drama yang jadi konsumsi publik.

Apalagi setelah beredar momen penjemputan Lolly oleh Nikita Mirzani.

Selain itu masalah Nikita Mirzani dan Vadel yang tak lain pacar Lolly terus memburuk. Sampai keduanya saling serang di media sosial.

Konflik makin panas setelah muncul isu bahwa Lolly hamil dan melakukan aborsi atas perintah Vadel.

Sementara sejatinya hubungan ibu dan anak merupakan hubungan paling dasar dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak.

Sebab, pendidikan dasar yang diterima manusia adalah dari pendidikan keluarga.

Kemudian, keluarga adalah tempat tumbuh dan berkembang yang pasti terdapat nilai-nilai pendidikan yang dapat menentukan karakter seseorang.

Peranan orang tua tidak sekedar sebagai orang yang mampu mengarahkan dan menasehati anak, melainkan sebagai figur teladan melalui sikap dan pembiasaan cara hidup sehari-hari.

Anak adalah peniru ulung orang tuanya atau orang yang dekat bersama anak, sehingga apa yang dilakukan orang dewasa akan lebih mudah untuk dilihat ditiru.

Dalam sebuah maqolah arab dari penyair ternama Hafiz Ibrahim menyatakan “al umm madrasatul ula idza a’dadtaha sya’ban thayyial ‘araq

Artinya ibu adalah madrasah pertama, apabila engkau mempersiapkannya maka engkau telah mempersiapkan generasi yang unggul.

Pada masa kini terdapat statement “Perempuan hanya akan berakhir di sumur, dapur dan kasur.

Namun, hal ini tidak membuat Perempuan tidak pantas mendapat pendidikan yang layak dan berkualitas.

Justru karena Perempuan kelak akan menjadi ibu dan menghabiskan waktu dirumah untuk mendidik anak-anaknya.

Maka, latar belakang pendidikan yang baik perlu dimilikki seorang Perempuan. Sebab seorang Ibu membutuhkan keterampilan dan sifat yang mampu membentuk kecerdasan dan berakhlak baik.

Melalui kesempatan mengenyam pendidikan tinggi, Perempuan dapat memiliki mempunyai pemikiran dan cara pandang yang luas.

Seorang perempuan yang menempuh pendidikan, sebenarnya bukan perempuan yang ingin sukses dengan sendirinya.

Namun perempuan yang berpendidikan tinggi memiliki tujuan untuk memberikan masa depan yang cerah bagi sang anak.

Kemuliaan peran seorang Ibu juga dikandung dalam firman-Nya berikut :   

وَوَصَّيْنَا ٱلۡإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيۡهِۦ حَمَلَتۡهُ أُمُّهُۥ وَهۡنًا عَلَىٰ وَهۡنٖ وَفِصَٰلُهُۥ فِي عَامَيۡنِ أَنِ ٱشۡكُرۡ لِي وَلِوَٰلِدَيۡكَ إِلَيَّ ٱلۡمَصِيرُ

Artinya :  “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman [31] : [14])

Ayat diatas menunjukkan kedudukan tinggi seorang Ibu dan perintah untuk selalu berbakti kepadanya.

Maka seorang ibu memang sepatutnya dihormati, namun seorang ibu juga memiliki kewajiban untuk memberikan pendidikan dan teladan yang baik bagi anak-anaknya.

Sementara ketegangan atau konflik yang terjadi, seperti pada kasus Nikita Mirzani dan Lolly, hal ini bisa memberikan dampak signifikan pada perkembangan psikologis dan emosional anak.

Maqolah dari Hafiz Ibrahim yang menyebutkan, “Ibu adalah madrasah pertama,” menjadi relevan di sini.

Jika seorang ibu tidak dapat menjadi teladan yang baik, misalnya karena konflik atau pola asuh yang tidak harmonis, anak mungkin akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan karakter dan kecerdasan emosional yang sehat.

Kasus Nikita Mirzani, masalah antara ibu dan anak ini bisa menjadi refleksi bagi masyarakat tentang pentingnya peran ibu dalam menjaga keharmonisan keluarga.

Konflik publik seperti ini mengingatkan kita bahwa tanggung jawab ibu bukan hanya mendidik dan membesarkan anak secara fisik.

Tetapi juga memberikan contoh yang baik, menjaga komunikasi yang sehat, dan mengelola emosi dalam hubungan dengan anak.

Sehingga, isu ini bukan hanya sekadar masalah pribadi antara selebriti dan keluarganya,

Melainkan juga menjadi cerminan pentingnya nilai-nilai keluarga, terutama peran seorang ibu dalam membentuk dan memelihara hubungan baik dengan anak-anaknya.

Namun, perlu diperhatikan kasus perseteruan antara Nikita Mirzani dan putrinya Lolly, sulit untuk menentukan secara pasti siapa yang benar atau salah.

Terutama karena ini adalah masalah pribadi yang kompleks, dan informasi yang ada sebagian besar berasal dari media dan perspektif yang belum tentu lengkap.

Banyak faktor yang mempengaruhi konflik keluarga, termasuk dinamika hubungan pribadi, pengalaman masa lalu, dan interaksi emosional yang rumit.

Dari perspektif yang lebih netral, kedua belah pihak mungkin memiliki alasan dan sudut pandang masing-masing.

Nikita sebagai seorang ibu mungkin merasa bertanggung jawab untuk melindungi atau membimbing anaknya.

Sementara Lolly, sebagai individu yang sedang tumbuh, mungkin ingin lebih mandiri dan membuat keputusan sendiri.

Secara umum, konflik keluarga seperti ini tidak bisa dilihat dari satu sisi saja, karena setiap individu memiliki perasaan dan alasan yang berbeda dalam menghadapi situasi. ***

Daftar Pustaka

Putra, A, Rahman. (2021). Ibu sebagai Madrasah Pertama. Diakses pada 4 Oktober 2024. dari Ibu sebagai Madrasah Pertama (nu.or.id)

Nursalikah, Ani. (2023). Tafsir Surat Al Luqman Ayat 14: Perintah Berbakti pada Orang Tua. Diakses pada 4 Oktober 2024. dari Tafsir Surat Al Luqman Ayat 14: Perintah Berbakti pada Orang Tua | Republika Online

SalingSapa TV. Madrasah Pertama adalah Seorang Ibu. YouTube video, 4:40. August 26, 2020. https://youtu.be/puGrIh1oz9g?si=dNUTcwuZPQkxwWUm

Leave a Reply

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.